Rabu, 15 Oktober 2014

Aku Mulai Merantau dan Aku Bisa

Bismillahirahmanirahim.

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

    Lama tak bertegur sapa dengan para sahabat di dunia maya ini, membuatku terpanggil untuk kembali membuat satu, dua atau beberapa posting-an yang mungkin bisa aku bagi ke kalian semua.

     Masih teringat dengan jelas teriakan yang keluar dari mulut masing-masing sahabat di sekolah (SMA Negeri 1 Kota Sorong), yang dengan bangga, lantang dan gembira berkata "LULUS".
Ya, benar saja, kami seluruh angkatan 2014 berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat Atas atas kemudahan dari Allah SWT dan bantuan dari seluruh dewan guru.
Hampir tak pernah aku bayangkan, hiruk pikuk kegembiraan seluruh siswa/i SMA begitu cepat hilang dari pandanganku. Mengingat jadwal pendaftaran Perguruan Tinggi Swasta (Universitas Islam Indonesia) yang begitu menguras waktu dan energi. 
     Dengan berat hati dan keteguhan pendirian, aku meninggalkan Kota kelahiran yang pasti dan akan selalu menjadi tujuan awalku untuk kembali di kemudian hari.
Begitu banyak yang aku tinggalkan di Kota Sorong ini, Ibu yang sangat luar biasa, kakak yang begitu hebat, sahabat yang menerima apa adanya dan guru tanpa tanda jasa, bahkan aku sempat berpikir bahwa, sebagian hati dan jiwaku tertinggal disini (Kota Sorong).
    Yogyakarta adalah kota keduaku. Kota yang akan menjadi tempat dimana aku berpijak, dimana aku menuntut ilmu dan dimana aku menitih karir dari bawah.
Alhamdulillah aku resmi menjadi salah satu Mahasiswi Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, Universitas Islam Indonesia angkatan 2014, dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 14410231.
Bahagia! Ya tentu saja. Kekalutan yang selama ini aku rasakan dalam penentuan Jurusan pun akhirnya membuahkan jawaban dan keputusan.
   Sempat aku berpikir bahwa, aku merasa takut. Takut berada disini (Yogyakarta), ini bukan tempatku, ini bukan duniaku. Aku tidak bisa tanpa keluarga terutama ibuku.
Hampir setiap malam aku menitihkan air mata. Air mata rindu akan ibu tercinta yang entah sedang apa disana. Namun aku yakin, disana keringat sucinya tengah jatuh membanjiri wajah indahnya. Keringat yang menjadi saksi begitu besarnya perjuangan beliau demi terlaksananya kehidupan dan pendidikanku disini.
"Aku rindu, aku ingin pulang", begitulah yang selalu ada dalam pikiran dan benakku. Akupun sangat yakin, apa yang ada dalam pikiranku ini, juga berada pada pikiran seluruh Mahasiswa/i yang baru merasakan kesepian dan kesendirian berada jauh dari keluarga.
Ini terlalu sakit bila kerinduanku tak dapat secara langsung aku ungkapkan ke Ibuku. Aku hanya seorang Anak Bungsu yang terlalu takut untuk memberi beban pikiran ke Ibu. Aku takut membuat beliau merasa gusar karena kecengengan dan kelemahanku disini.
Aku mulai bercermin pada Ketiga kakak-kakakku yang telah dan masih merantau di Kota orang. Mereka dapat dengan yakin tetap berada disana, tanpa air mata.
   Di lain sisi, akupun takut. Aku terlalu takut untuk bertemu dan bersaing dengan kawan dari berbagai Kota besar di Indonesia. Aku merasa bahwa, "apa artinya aku yang hanya memiliki sedikit kemampuan?" Aku takut menjadi yang terkecil (dalam hal pengetahuan) dibanding yang lain.
Lagi-lagi, Ibuku yang menjadi pahlawan utamanya. Begitu banyak hal yang beliau sampaikan. Entah apa yang beliau lakukan, sontak aku tertegun dan diam membisu setelah mendengar apa yang beliau katakan.

"Anak mama yang cantik, jangan pernah takut untuk bersaing dengan orang lain, siapapun dan darimanapun. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan pernah minder sama diri sendiri ya, cantik. Mama cuman bisa kerja cari uang untuk biaya kuliah dan belajar kamu disana (Yogyakarta). Mama pasti usaha biar kamu bisa terus belajar. Mama tidak kuliah, tapi mama mau anak-anak mama semuanya bisa jadi Sarjana yang hebat yang bisa bikin Almarhum Papa bangga."

Ya, hanya itu yang beliau sampaikan. Dari situ aku dapat menyimpukan bahwa, "Jangan pernah menjadi kecil di tengan kelompok yang sederhana. Jika jatuh, bangunlah, jika jatuh lagi, bangunlah lagi dan jika terjatuh lagi, jangan pernah ragu untuk kembali bangun. Teruslah fokus pada apa yang Anda inginkan. Orang tidak percaya dengan impian Anda? Tidak masalah, yang penting Anda yakin bahwa apa yang Anda lakukan, menuju ke apa yang Anda impikan itu.
Jangan terlalu sibuk memikirkan apa kata orang lain. Tapi pikirkanlah apa yang akan Anda lakukan setelah ini. "

Semoga bermanfaat.


Wassalamu'alaikum Wr.Wb